Pemkot Jakpus Kembangkan Budidaya Maggot untuk Reduksi Sampah
Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat meresmikan rumah maggot di kolong rel kereta api, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng. Maggot atau larva dinilai mampu mengurangi sampah.
Secara fungsional dapat mereduksi sampah sangat efektif khususnya di lingkungan perumahan. Kita akan fasilitasi terus, kita lihat sudah sangat berhasil
Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Bakwan Ferizan Ginting mengatakan, inovasi Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (Formapel) Kecamatan Menteng tentang metode reduksi sampah dengan maggot harus dikembangkan.
Pemkot Jaksel Tingkatkan Sosialisasi Kantong Belanja Ramah LingkunganMenurut Bakwan, metode ini bisa secara signifikan mengurangi sampah, khususnya sampah basah. Berdasarkan laporan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, reduksi sampah di Jakarta Pusat mencapai 11 persen dan masih ada sembilan persen lagi yang direduksi.
"Salah satu cara efektif dengan maggot ini. Budidaya ini akan kita kembangkan terus di Jakarta Pusat," kata Bakwan, Selasa (21/1).
Bakwan menyatakan akan mengembangkan inovasi tersebut secara simultan ke bank-bank sampah, Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA), tiap kecamatan, kelurahan dan RW.
"Secara fungsional dapat mereduksi sampah sangat efektif khususnya di lingkungan perumahan. Kita akan fasilitasi terus, kita lihat sudah sangat berhasil," ungkapnya.
Ketua Formapel Kecamatan Menteng, Hendra Kurnia menuturkan, budidaya ulat maggot ini telah berjalan sejak dua bulan lalu.
"Budidaya ini cukup efektif, dia (maggot) bisa menghabiskan cukup banyak sampah organik dalam waktu 24 jam," jelasnya.
Sebanyak 10 kilogram maggot bisa mengurai sampah organik seberat 30 kilogram. Selain untuk mengurai sampah, telur maggot juga dapat dijual.
"Larva maggot bisa untuk pakan ternak, larva yang diolah kering bisa untuk pelet ayam, sedangkan kotoran maggot bisa jadi pupuk terbaik untuk tanaman konvensional," tandasnya.